Masa depan pendidikan mereka cerah jika tidak terbentur dengan biaya mahal.

10 Oktober 2007

Amanat, Sang Penjaga Meteor

Sekalipun tidak disumpah di bawah kitab suci untuk menjalankan amanat, Amanat, tetap menjalankan amanat. Lho kok? Pria berusia 43 tahun ini membawa amanat bukan karena namanya, melainkan karena kecintaaan menjaga monument meteor di Desa Wonotirto, Bulu. Tinggi badannya tergolong pendek, 115 cm, tapi tugasnya menjaga barang yang jatuh dari ketinggian langit.



Sejak jatuhnya meteor di Wonotirto, 11 Mei 2001 silam, pria lulusan kelas 2 SD ini langsung tertarik untuk merawatnya. Tahun pertama bekerja Amanat mendapat honor Rp 40.000 perbulan. Honor itu diberikan oleh Panitia Penyandang Dana dari Yayasan Pembina Potensi Pembangunan (YPPP) Institut Sains dan Teknologi APRIND Yogyakarta. Bulan Juni 2007 Amanat mendapat tambahan honor menjadi Rp 120.000. Monumen ini dilestarikan oleh YPPP karena dianggap memiliki peluang wisata.


Peristiwa jatuhnya batu meteor merupakan peristiwa yang sangat langka dan merupakan peristiwa alam, ± 150 batu meteor yang jatuh ke bumi, tapi jarang bisa mendapatkan tempat jatuhnya. “Tepat jam 9 pagi, hari jum’at pahing, 11 Mei 2001, terdapat 3 lokasi jatuhnya batu meteor. Saat meteor jatuh, suaranya menggelegar seperti bom. Sayangnya hanya satu tempat yang ditemukan,” tutur Amanat mengenang.


Selain karena hobi, Amanat merasa senang menjaga monumen ini memiliki nilai jual sebagai wisata. Sayangnya, sebagai penjaga resmi Amanat tidak berdandan formal memakai seragam khusus sehingga orang yang datang tidak tahu kalau ia adalah juru kunci yang bisa menceritakan banyak hal tentang meteor. Tapi tanpa seragam pun Pak Nat tetap amanat kan? (Mukidi)

0 komentar:

 
© Original template design: BlogspotTutorial - modifite by Andy Yoes