Namanya cukup singkat, Ari. Umurnya 29 tahun. Akhir-akhir ini ia dikenal gila. Tapi, jangan terburu salah sangka. Kegilaan Ari berbeda dengan para penghuni di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magelang. Kegilaan cewek yang satu ini karena dia nekat membuka usaha sendiri. Tak mau lagi bekerja di Jakarta. Gilanya, dia menamakan nasinya dengan istilah gila.
Bermodal tabungannya gadis ini membuka warung kaki lima di depan pasar Kliwon Temanggung tiap malam hari. Uang sebesar Rp 5 Juta ia gunakan untuk membuka warung kaki lima. Satu persatu pelanggan tertarik. Termasuk Yuli Christiawan, 29 tahun, yang kini menjadi suaminya.
Kalau di Jalan Dago Bandung ada rumah makan Rawon Setan, sekarang di Temanggung ada nasi gila. Tentu saja orang pasti penasaran dengan nama masakan yang satu ini. Maklum, nasi gila, bukan nama masakan yang lazim di telinga orang.
Kalau di Jalan Dago Bandung ada rumah makan Rawon Setan, sekarang di Temanggung ada nasi gila. Tentu saja orang pasti penasaran dengan nama masakan yang satu ini. Maklum, nasi gila, bukan nama masakan yang lazim di telinga orang.
Kalau di Jalan Dago Bandung ada rumah makan Rawon Setan, sekarang di Temanggung ada nasi gila. Tentu saja orang pasti penasaran dengan nama masakan yang satu ini. Maklum, nasi gila, bukan nama masakan yang lazim di telinga orang.
Sebenarnya bahan masakan ini biasa saja. Nasi putih dengan sayur tumisan telur ditambah irisan sosis goreng, plus daging ayam. “Pedasnya itu barangkali yang bikin gila,” aku perempuan ini sembari tersenyum.
Nasi gila inilah yang menjadi menu favorit di warung Yuli. Tapi ia pun menyediakan menu yang tak bikin gila. Lidah pelanggannya siap dijamu dengan Bakso Ceker, Nasi Goreng, Ayam Balado, Ayam Goreng, dan masakan serta minuman yang makin membuat mak nyus masakannya. Soal harga? Tergolong murah. Dengan kocek sebesar Rp 5.000,- Anda sudah bisa menikmati Nasi Gila bikininan Ari.
Kini Ari tak lagi membuka warung kaki lima. Usahanya meningkat, ia mengontrak sebuah warung di Jalang Sri Suwarno No. 2 Rolikuran Temanggung. “Omzetnya lumayan bisa sampai Rp 500.000,- per hari kalau ramai, kalau sepi paling tidak Rp 200.000,-. Dengan omzet sebesar itu Ari kini berani memperkerjakan tiga karyawan yang siap membantu melayani pelanggannya.
Ari memang “gila”. Selain buka warung nasi gila ia juga memberi les gratis! Bukan sembarang mata pelajaran yang dia ajarkan, Bahasa Inggris! Kesibukannya membuka warung ternyata tak menyurutkan niatnya mencerdaskan anak-anak tetangganya di kampung halamannya, Kemloko, Kranggan, Temanggung. Muridnya sekarang mencapai 60 anak. Karena kesibukan mengajar ini pula ia tak menunggui sampai tutup warungnya pada pukul 16.00. Pukul 15:00 warung ditutup dan pulang ke rumahnya mengajar.
Tapi Anda tetap bisa menikmati karena warung bernama Zalie ini juga melayani melayani pesanan antar. Anda mau mencoba merasakan mak nyus-nya nasi gila tinggal hubungi saja nomor ini: 0856 437 64284.
Apakah kalau sudah makan nasi gila kita jadi gila? Mungkin saja kita akan tergila-gila mengulang makan di warung itu.(Agung DH)
0 komentar:
Posting Komentar