Masa depan pendidikan mereka cerah jika tidak terbentur dengan biaya mahal.

19 Juli 2008

Drs. KH Hasyim Afandi: Tiada Maaf Bagi Koruptor

Senin, 30 Juni 2008 lalu Komisi Pemilihan Umum Daerah Temanggung mengesahkan penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah Temanggung. Hasilnya, pasangan Hasyim Afandi-Budiarto memenangkan kompetisi demokrasi lokal di Temanggung.

Kalau tidak ada aral melintang, pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih ini akan dilantik 28 Juli 2008 mendatang. Hasyim dan Budiarto akan menjalankan mandat memimpin Temanggung hingga 2013.

“Program awal saya dalam 100 hari adalah rekonsiliasi dan konsolidasi birokrasi. Semua pejabat akan saya nol-kan dari unsur-unsur blok. Tidak ada bloknya Pak Sarjono, Pak Totok dan Pak Irfan. Yang ada hanya satu, yakni blok kerakyatan. Semua pejabat Pemda Temanggung harus bekerja untuk rakyat,”kata Hasyim meyakinkan.

Saat musim kampanye lalu, Hasyim Afandi sudah banyak berbicara mengenai masa depan Temanggung beserta program-programnya. Bagaimana pendapat Hasyim setelah ia terpilih menjadi Bupati Temanggung 2008-2013?

Berikut petikan wawancara eksklusif Agung Dwi Hartanto dari Stanplat Hasyim Afandi 4 Juli 2008 lalu di kediamannya, Danurejo Kedu.

Apa kesan yang Anda rasakan dengan hasil Pilkada kali ini?
Semua kandidat punya tujuan baik untuk kemajuan Temanggung. Kemenangan saya tidak mutlak. Ini sebagai bukti bahwa Temanggung bukan milik saya dan para pendukung saya, melainkan milik kita semua. Karena itu saya mengajak segenap potensi yang ada untuk mewujudkan kemajuan dan kebaikan itu.

Kepada semua pihak; para birokrat di jajaran Pemda Temanggung, termasuk Pak Bambang Sukarno, Pak Irfan, Pak Fuad, Pak Setyo Adji saya ajak bersama-sama membangun Temanggung.

Langkah awal setelah Anda dilantik?
Seratus hari pertama dengan program awal rekonsiliasi, konsolidasi dan wawasan pembangunan. Saya juga akan menciptakan suasana nyaman untuk bekerja membangun Temanggung. Koordinasi menjadi kata kunci. Selain itu, kita harus menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih dengan model keterbukaan, partisipasi, dan pertanggungjawaban bersama.

Apa yang Anda lihat secara umum dari persoalan Temanggung? Bagaimana solusinya?
Pertama, masalah SDM. Ini menjadi penentu utama. Jawabannya rekonsiliasi. Dengan rekonsiliasi, berbagai SDM yang berserak dapat kita himpun.

Kedua, masalah dana. Untuk itu kita butuh mitra. Mitra itu bisa berupa investor atau badan swasta yang lain. Kita terlalu kecil dan lemah untuk mengandalkan diri sendiri.

Ketiga, metode kerja. Kita tidak akan menerapkan menejemen lama. Dalam manajemen lama bupati terdahulu sering terjadi bagi-bagi wewenang. Seolah-olah dengan begitu masalah metode kerja selesai. Bupati, jangan hanya berfungsi sebagai komandan, melainkan bersama-sama bergerak dengan bawahannya. Kebersamaan di sini tidak harus “bersama-sama” tapi bekerjasama dalam bentuk jalinan yang kokoh di antara semua lini.

Masalah lain adalah lingkungan hidup. Kita bisa lihat Sumbing Sindoro itu kritis. Tiap musim penghujan banjir dalam satu tahun itu membawa kurang lebih 6 ribu ton tanah subur. Bisa bayangkan 20 tahun yang akan datang, sumber air itu akan kering. Kalau itu terjadi maka sawah-sawah yang ada di bawah akan juga kering. Yang tadinya bisa panen dua kali hanya bisa panen sekali. Duapuluh tahun itu bukan waktu yang lama. Kalau tidak segera diatasi, kondisi temanggung bisa kering kerontang.

Bagaimana dengan daerah Temanggung yang masih tertinggal?
Gambarannya, kami akan membawa Temanggung ibarat sebuah konvoi. Kita akan menuju titik tujuan bersama 700.000 jiwa lebih rakyat Temanggung. Ini sebuah konvoi besar. Karena perjalanan sangat jauh, harus pakai perbekalan, peralatan dan kendaraan.

Perjalanan konvoi ini bukan ditentukan oleh mereka yang sudah bisa berjalan cepat, melainkan yang berjalan paling lambat, paling belakang. Nah, kemajuan Temanggung bukan ditentukan oleh daerah yang sudah maju, melainkan oleh daerah-daerah yang belum maju, terutama Temanggung utara.

Daerah tertinggal akan kita jadikan prioritas, tentu tanpa bermaksud mengesampingkan daerah lain. Prioritas ini tujuannya untuk mendapatkan porsi lebih dengan mempermudah akses pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Ini tidak gampang. Mungkin sampai 2010 pekerjaan ini belum selesai penuh.

Pendidikan ini adalah kunci bagi daerah tertinggal ini. Konflik-konflik di daerah sebenarnya bukan dipicu oleh perbedaan golongan, agama dan sebagainya, melainkan oleh rendahnya pendidikan yang memungkinkan orang analisis yang dangkal, kesadaran, keterbukaan, dan wawasan luas.

Membangun kesadaran adalah hal yang paling sulit dilakukan. Caranya?
Keterbukaan dan komunikasi. Jangan pelit dengan informasi di jaman keterbukaan sekarang ini. Apapun harus disampaikan supaya rakyat tahu persoalan. Masalah Temanggung adalah masalah bersama. Nanti bagian Humas atau Informasi dan Komunikasi akan menjadi garda depan dalam hal ini. Harus diingat, membangun kesadaran itu tidak cukup lima tahun. Namun harus kita mulai sekarang. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Perjalanan seberapapun jauhnya dimulai dari langkah pertama bukan?

Hasyim Afandi: Lahir di kampung Besaran Parakan 1 Juli 1946. Lulus dari Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Kalijaga Yogya, 1971. Pernah menjabat sebagai YMT Kasubsi Lembaga Dakwah (1978.Pj Kasie Penais (1979), Kasi Penais (1980), Pjs Kasie Urais 1986), Kasie URais (1989), Kasubag TU (1991). Setahun kemudian menjabat sebagai Kakandepag Kabupaten Magelang merangkap menjadi YMT Kakandepag Kabupaten Purworejo.Dosen di UNNU Temanggung. Anggota FKP DPRD Kabupaten Temanggung periode 1987-1989. Bupati Magelang 1999-2004. Ketua MUI Temanggung 2006-2011. Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Temanggung (2006-2011). Bupati Temanggung 2008-2013.

Anda optimis dengan target visi-misi tersebut untuk lima tahun ke depan?
Misi saya bersatu untuk maju dan sejahtera. Sampai kapan suatu masyarakat itu mencapi titik kemajuan? Tidak ada titiknya. Maju adalah sebuah dinamisasi. Maju bukan kata benda, melainkan kata sifat. Demikian pula dengan sejahtera. Artinya kebutuhan jasmani dan rohani tercukupi. Sampai kapan tercukupi? Oleh karena itu apakah visi-misi akan tecapai dalam 5 tahun ke depan? Jawaban saya, “ini sebuah proses”.

Tapi setidaknya ada indikator untuk melihat kemajuan kan……
Indikatornya pendapatan masyarakat naik. Kalau sekarang pendapatan per kapita Rp 250 ribu per bulan, bisa dinaikkan. Hitungan saya, dalam 5 tahun ke depan pendapatan 700 ribu rakyat Temanggung mencapai rata-rata Rp 480 ribu perbulan. Katakan saja, untuk mencapai Rp 500 ribu itu kita harus memacu pertumbuhan ekonomi sebesar 71%.

Nah, salah satu caranya, kita akan sinergi dengan strategi mengurangi cost (biaya) hidup. Misalkan sekolah yang gratis atau setidaknya biaya murah. Jika cost ini turun, pendapatan naik, efeknya positif; artinya kesejahteraan tercapai. Oleh sebab itu Temanggung harus terbuka dan ‘tersenyum’ untuk menarik para pemodal. Tapi syaratnya harus kerja keras dan anti korupsi.

Menarik, Anda Seorang Bupati berani teriak lantang korupsi. Bagaimana sih cara memberantasnya?
Ya. Ini adalah komitmen program 100 hari saya dan wakil. Caranya bermacam-macam. Pertama akan saya lakukan dengan pesan. Bahasa sindiran yang akan saya pakai bagi pejabat di lingkungan Pemda kira-kira begini; “hai, hati-hati dengan korupsi. Serapat-rapatnya menutup korupsi pasti konangan juga. Apa yang kita dapatkan dan kita makan itu memiliki konsekuensi di akherat kelak. Kalau yang dimakan haram, neraka tempatnya.”

Tapi tak cukup dengan itu. Manajemen pengelolaan birokrasi modern harus dilaksanakan dengan pengawasan yang ketat. Karena itu nanti Wakil Bupati akan saya beri sepertiga kewenangan untuk pengawasan bersama dengan Badan Pengawas Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Lebih penting dari itu, harus ada keteladanan. Kami akan menciptakan budaya malu korupsi. Di sini peranan sang atasan sangat penting. Budaya malu korupsi ini akan menjadi kemajuan penting dalam pemberantasan korupsi. Kalau orang sudah tak malu korupsi apa beda kita dengan binatang? Yang membedakan kita dengan binatang adalah rasa malu.

Bagi saya, penyebab utama korupsi itu bukan kesulitan ekonomi, melainkan moral. Kalau moral sudah terdegradasi orang lantas tidak punya malu. Akibatnya, nilai humanismenya anjlok.

Siap menindak tegas anak buah yang korupsi?
Jelas. Saya akan serahkan ke penegak hukum. Jangan harap saya akan menolong. Tiada maaf bagi koruptor.

Sekarang ini masyarakat gampang mengkritik terhadap pejabat. Anda siap dengan kritik-kritik mereka?
Jangan menunggu akhir jabatan. Kritik dan saran sampaikan kepada saya saat ketemu di manapun. Saya ini didorong maju menjadi Bupati tiada tujuan materi, melainkan cita-cita untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat Temanggung. Sejauh kritik itu membangun dan tidak wts, alias waton suloyo, saya terbuka menerimanya… hehe…. Jadi, saat ada yang melenceng dalam tujuan itu, saya sangat senang jika ditegur.

Saat Maju pencalonan banyak yang mendukung Anda. Bahkan banyak biaya kampanye hasil sumbangan. Apakah tidak akan ada balas budi untuk para pendukung baik dari Partai Pengusung maupun relawan?
Richard Nixon, pernah bilang saat dia menjadi presiden Amerika Serikat; my loyalty to party ends where my loyalty to country begins. (Loyalitasku untuk partai sudah berakhir, saatnya loyalitasku untuk negara-red).

Saya akan seperti itu. Kalau sudah menjadi bupati itu otomatis menjadi milik rakyat yang mendapat amanat untuk mengurus rakyat, bukan mengurus pendukungnya sendiri. Sejak awal saya nyatakan, tidak ada kontrak politik tertentu baik kepada partai, golongan maupun tim sukses. Sampai sekarang tidak ada yang meminta upah. Mereka bekerja dan menyumbang biaya kampanye dengan ketulusan, bukan dengan kontrak politik atau kontrak bisnis. Sekali lagi, tujuan saya hanya untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Temanggung. Doakan….

Terimakasih. Selamat bekerja.

0 komentar:

 
© Original template design: BlogspotTutorial - modifite by Andy Yoes