Masa depan pendidikan mereka cerah jika tidak terbentur dengan biaya mahal.

12 Juli 2006

Alkisah Warung Temanggung



Penduduk Jakarta dikenal sangat individualistis. Mereka hidup kebanyakan memikirkan diri mereka sendiri. Solidaritas pergaulan lebih banyak ditentukan oleh kepentingan materi (uang). Sedangkan solidaritas kemanusiaan, peduli nasib orang lain, paseduluran sering diabaikan. Tapi tidak semua orang bersikap demikian.

Sebutlah nama Pak Raharjo, 55 tahun, pemilik warung Temanggung di kawasan pasar Jumat Jakarta Selatan. Di warung ini, Pak Raharjo bersama rekan-rekan perantauan asal Temanggung sering berkumpul. Karena alasan kelahirannya dari Temanggung, membuat pergaulan mereka sangat solider. “Warung saya sudah jadi rumahnya orang-orang Temanggung sejak sepuluh tahun lalu,” kata bapak beranak dua asal Pendowo Kranggan ini.

Pak Raharjo banyak dikenal orang Temanggung di kawasan Jakarta Selatan karena ide-nya menamai usaha rumah makannya dengan sebutan “Warung Temanggung". Ide itu kemudian berbuah perkenalan banyak dengan perantau asal Temanggung di kawasan pasar jumat dan sekitarnya. Tak kurang dari limabelas perantauan asal Temanggung yang nongkrong setiap hari di warungnya. Kebanyakan mereka adalah wiraswasta, sopir angkot/bus, pekerja pabrik dan pekerja serabutan. “Kami ini senasib di Jakarta sebagai perantau, sehingga kami merasa senang berkumpul di sini,”tutur Ibu Raharjo kepada Stanplat.

Pak Raharjo memang bukan bos, atau juragan yang bisa menyelesaikan kesulitan-kesulitan hidup para perantau. Tapi melalui melalui cara kekeluargaan bersama rekan-rekannya, terbukti bisa membantu banyak orang asal Temanggung yang mengalami kesulitan di Jakarta. Tentu, ini adalah sisi kemuliaan dari ‘orang biasa’ seperti Pak Raharjo.

Anda ingin singgah di Warung Temanggung? Datanglah ke Jl Pasar Jumat No 57 Rt 03 Rw 09 Jakarta Selatan, sekitar 100meter dari terminal Lebak Bulus. No telpon; 021-68140105. (FM)

0 komentar:

 
© Original template design: BlogspotTutorial - modifite by Andy Yoes