Masa depan pendidikan mereka cerah jika tidak terbentur dengan biaya mahal.

10 Juli 2006

Petaka Pengangguran


Namaku Ahmad, 25 tahun, asal Kranggan. Lulusan STM di Temanggung. Bulan mei dan juni lalu aku menatap di Jakarta. Ke metropolitan aku memburu pekerjaan baru. Sebelumnya aku sudah kerja jadi karyawan di PT New Armada Magelang selama 2 tahun.

Sebenarnya aku masih beruntung dibanding teman-temanku yang sejak lulus STM sampai kini menganggur. Aku langsung dapat kerjaan di New Armada. Setahun pertama bekerja aku mendapat upah 250 ribu. Tahun kedua naik menjadi 300ribu. Dan tahun 2005 lalu aku dapatkan 400ribu. Jumlah uang yang sudah pasti akan habis untuk kebutuhan setengah bulan di Temanggung.

Sampai kapan aku harus hidup dengan keadaan seperti ini? Aku bosan dengan keadaan, tapi mau keluar kerja tak berani ambil resiko. Mau usaha buka bengkel sendiri tak punya modal. Kalaupun punya, di mana aku mau buka usaha? Semua pinggir jalan kota Temanggung, Magelang, bahkan jalur Semarang-Yogya sudah berjejer puluhan bengkel.

Akhir lebaran lalu aku nekad keluar. Selama setengah tahun aku berdiam diri menganggur di rumah, sambil sesekali merumput untuk kambingku, atau kadang menjadi buruh di peternakan ayam tetangga. Tadinya aku malu, lulusan STM kerjanya kok tak ada bedanya dengan lulusan SD. Tapi rasa malu itu kini sudah hilang, sebab aku juga melihat banyak sarjana menganggur, atau paling-paling jadi tukang ojek.

Sekarang aku kembali ke rumah di Kranggan setelah sebulan di Jakarta tak berhasil mencari kerja. Sudah kukirim berpuluh surat lamaran kerja tidak ada yang memanggilku. Aku minta bantuan saudaraku untuk mencari pekerjaan, tapi tidak ada yang cocok. Padahal aku sudah pasrah kerja apa saja, gaji berapa saja; yang penting bisa makan guna menyambung hidup, toh ternyata tidak berhasil.

Rasanya tak ada masa depan bagi orang seperti aku. Hidup menjadi pengangguran adalah petaka, sedih tiada tara. Kerja ternyata bagian terpenting dari kehidupan ini. Manusia tanpa pekerjaan akan merasa tiada guna di antara banyak orang. Entahlah, yang aku tahu aku tidak boleh putus asa. Mungkinkah ada yang mau memberiku pekerjaan yang layak? Aku harap melalui Stanplat ini aku dan teman-temanku yang masih menganggur segera mendapatkan kerja.(Kisah nyata; dituturkan oleh Ahmad kepada Stanplat)

0 komentar:

 
© Original template design: BlogspotTutorial - modifite by Andy Yoes