Masa depan pendidikan mereka cerah jika tidak terbentur dengan biaya mahal.

29 Juni 2006

Stanplat Kagem Panjenengan



Mbah, Mbok de, pak de, bu lik, pak lik, mbak yu, kang mas, gendhuk, tole, si dadap si waru, sak panunggalane…
Kulo nuwun.
Sepindah, dalem sowan, tujuanipun silaturrahmi. Kaping kalih maringaken titipan putro-putri panjenengan saking Jakarta . Meniko: STANPLAT!
Ampun mrengut! Meniko mboten selebaran gelap mbah! Saestu.
Mboten percoyo? Walah simbah, makin keriput makin imut.
Tak dongengaken ngagem bahasa Indonesia mawon mbah. Kersane jelas nggih?!
Kisah Burung Elang dan Stanplat
Dasar perantauan!
Sebelum pergi tiada niat untuk kembali. Lulus SMA, harapan mereka adalah kuliah lalu kerja, hidup mapan, syukur-syukur makmur. Tapi itu sangat sulit didapat jika tetap berada di Temanggung. Kota ini terlalu kecil untuk merebut jatah kehidupan ekonomi yang layak.
Maka, pergi, pergi dan pergi sebagai pilihan hidup terbaik. Setiap tahun terbanglah burung-burung itu, berkelana tanpa arah tujuan. Mencari dan mencari, kesejatian hidup yang hakiki.
Di rantau, burung-burung mulai mendapatkan sarangnya. Semakin baik kehidupannya, semakin tidak mungkin untuk kembali. Keseharian hidup metropolitan telah menjelma sangkar besi. Bangun subuh langsung kerja. Larut malam kembali ke sangkar. Deru kehidupan metropolitan membuat mereka semakin terasing dari kehidupan sosial. Inilah ritme kehidupan perantau di kota-kota besar. Perjalanan hidupnya adalah perjalanan kerja, mencari nafkah sekaligus menemukan identitas dirinya sebagai manusia. Kerja untuk memuliakan hidup, bagi diri keluarga masing-masing. Hanya sedikit kesempatan untuk memikirkan nasib orang lain.
Semakin lama, kehidupan ekonomi dan status sosial para burung semakin membaik. Ada kesempatan untuk mengenang memori perjalanan hidupnya; masa kecilnya, emboke, emake, bapake, adine, pithike, sawahe, mbakone, kebone, enthokke! Masa lalu menjadi sangat penting bagi burung-burung itu.
Terasa sekali, rasa kangen bukanlah sekadar hasrat sekunder, melainkan hasrat asasi yang harus dipenuhi. Sebagai makhluk sosial, mereka butuh komunikasi dengan sesamanya, sesama orang asli Temanggung.
Akhirnya burung-burung itu mendapat tempat, semacam lokalisasi di dunia maya. Melalui surat elektronik mereka rutin berhubungan. Tempatnya bernama temanggung@yahoogroups.com dan TMG-news-mail@yahoogroups.com. Di sini orang-orang Temanggung bertemu, berkenalan, bercengkrama, berdiskusi banyak hal. Dan sebagaimana ‘habitat’ asli orang Temanggung gemar ‘ceker-cekeran’, tak lupa ngomong saru.
Tapi sudahlah. Yang jelas kami telah merasakan lebih banyak manfaat ketimbang madharat-nya. Selain menyambung silaturrahmi, kawanan burung ini berhasil buletin bernama STANPLAT!.
Asli manggung mbok de. Monggo diwaos! Sedap rasane. Gratis kok!
Sejarah dan makna buletin
Sebelum terbit Stanplat ini, kawanan burung Temanggung pernah menerbitkan buletin buletin dua halaman, namanya TMG-NEWS. Visi buletin ini maju jalan, mbadak lurus ke depan; yang penting menumbangkan Totok Ary Prabowo.
Totok sudah Titik. TMG-news-mail harus melepas kaca mata untuk melihat realita yang sesungguhnya, realita yang lebih luas. Benar, ternyata persoalan di Temanggung sangat kompleks, tidak sekedar masalah kekuasaan belaka, banyak sekali permasalahan sosial yang harus dibenahi.
Di persimpangan jalan maya antara milist TMG-news-mail@yahoogroups.com dan milis temanggung@yahoogroups.com semakin tertantang menentukan arah dan tujuan; karena ternyata titik temu berbagai arah itu adalah sebuah terminal besar.
Layaknya sebuah terminal, kedua millist itu merupakan tempat yang egaliter, plural, dan bebas nilai. Sehingga tidak seorang pun yang akan terbelenggu dalam satu nilai. Mereka bebas datang dan pergi dengan pilihan tujuan masing-masing. Terminal juga tidak membatasi siapapun untuk keluar-masuk.
Kini kawanan burung tidak ragu lagi menentukan arah, karena hanya satu tujuan; komitmen bersama warga Temanggung dalam menahkodai motor kehidupan dalam berbagai bidang. Di sini kami harus cerdas menentukan skala prioritas, sebab ada banyak bidang kehidupan yang kami hadapi; sosial-kemasyarakatan, pendidikan, lingkungan hidup, budaya, politik-pemerintahan, dan sebagainya. Semua itu bisa ditempuh dengan aman, dengan nyaman, asalkan selalu bersikap sabar dan tekun.
Dilandasi komitmen tersebut kami memilih nama "Stanplat Temanggung" ; semangat memberikan apa yang kita miliki, semangat memberikan yang terbaik dari kami untuk Temanggung tercinta.
Tahap pertama kami ini mencoba konsisten menerbitkan buletin ini. Tahap kedua menggali sumber dana dari warga Temanggung di perantauan, baik berupa dana sumbangan/hibah maupun iklan. Tahap ketiga kami akan memaksimalkan sumberdaya manusia di bidang jurnalistik dan organisasi. Sedangkan untuk jangka panjang kami ingin menjadikan Stanplat sebagai bacaan alternatif masyarakat Temanggung.
Tentu, edisi pertama ini masih banyak kekurangannya. Kami sangat menunggu para jurnalis, peneliti, aktivis sosial dan siapa saja yang berasal dari Temanggung agar merelakan waktunya untuk bekerja bersama kami. Kritik dan saran sangat kami harapkan.
Terimakasih kami ucapkan kepada siapa saja yang langsung ikut bergabung bersama kami. Terimakasih kepada para jurnalis yang mau menyempatkan waktu untuk memikirkan Temanggung. Terimakasih kepada para penyumbang dana. Bergerak maju, rukun guyub gawe sentoso. Bersama merubah situasi yang buruk kearah yang lebih baik, bersama!
(Andi YN, Faiz M)


0 komentar:

 
© Original template design: BlogspotTutorial - modifite by Andy Yoes