Reri Haindrayanti
Keramahan dan kesederhanaan adalah hal yang pertama kali nampak pada Reri Haindrayanti, 34 tahun. Reri merupakan salah satu seniman daerah yang penuh semangatnya, terbukti ia telah melahirkan beberapa karya, seperti tari Roro Mendut, tari garapan Laila Canggung, Cindai & Nirmala.
Perempuan kelahiran Temanggung 4 November ini menggeluti dunia tari sejak duduk dibangku SD. Bakat tarinya dipertajam di jurusan seni tari di Universitas STSI, Surakarta.
Lulus dari sana, ia menyalurkan cintanya pada dunia tari dengan mengajar dalam kegiatan ekstrakurikuler berbagai sekolah, diantaranya TK Rowo Seneng, SD Jampiroso 2, SMP N 1 Parakan, dan SMA 3 Temanggung. Disela kesibukan mengajar, ia masih sempat berpartisipasi dalam acara di Pendopo Pengayoman, Graha Bumi Phala, TMII Jakarta, dan berbagai festival tari.
Di rumah sederhananya di Brojolan Barat Rt 06/01, Temanggung ia sering memberi jam tambahan untuk latihan murid-muridnya.
"Menjelang lomba atau festival, saya sering minta anak-anak berlatih di sini tanpa sepengetahuan guru mereka. Memang, jadinya saya tidak mendapatkan honor tambahan. Namun dari tari saya tak semata mencari materi", tuturnya.
Terkadang ada hal yang membuat Reri kecil hati. Namun semangat anak-anak didiknya membuat Reri tetep tegar. “Sering ketika saya hendak mengajar ternyata sekolah tutup atau sepi tanpa pemberitahu jika sekolah libur. Sebaliknya ketika saya berhalangan menghadiri latihan, kata-kata pedaslah yang saya dapatkan,” kata Reri.
Namun, semua itu seperti terbayar jika ada anak didiknya yang menang dalam sebuah kejuaraan. “Saya sangat puas. Itu artinya ilmu yang saya sampaikan bermanfa'at. Ucapan terimakasih dari pihak sekolah, anak dan orang tua sudah merupakan penghargaan yang luar biasa," jawabnya tulus.
Tapi terasa agak ironis ketika pengabdian dan pengorbanannya hanya terbalaskan dengan ucapan terimakasih. (Betanika El Walied, Kelas: X, SMKN 1 Jumo)
0 komentar:
Posting Komentar